Wednesday, October 18, 2017

Personal Branding? Perlu atau Enggak Perlu?

Hi.. Pada tulisan kali ini, gue mau serius dikit dengan bahasan tentang Personal Branding.



Apa sih Personal Branding? So, Personal Branding (menurut Wikipedia) adalah “proses dimana orang-orang dan karir mereka ditandai sebagai merk”. Dan kalau udah ngomongin merk, ya gak jauh dari daya jual ya kan? Daya jual personality kamu ke orang lain, ke dunia kerja, ke segala tetek bengek kehidupan. Dan definisi Personal Branding lain (menurut ke-sotoy-an Kika) adalah, bagaimana kamu bisa menciptakan pandangan atau persepsi orang lain yang melihat identitas diri kamu dari sudut pandang mereka. Bagaimana orang lain melihat image kamu.
((Paragraf di atas bikin gue jadi ngerasa lagi ngerjain latar belakang skripsi dah, serius bener haha. Eh engga deh, latar belakang skripsi mah pake teori. Kalo ini, engga.))

Jadi, seperti ini lebih jelasnya… Kamu unik? Ceria? Serius? Feminin? Boyish? Tukang ngabodor? Punya jiwa sosial tinggi? Punya banyak temen? Tukang galau? Famous? Dan blah blah blah yang lainnya?! Ya, jadi kamu bisa ciptakan ‘brand’ tentang diri kamu sendiri. Buat orang lain jadi tahu gimana karakter kamu. Gimana caranya? Nggak bisa dipungkiri bahwa social media effect itu dahsyat banget dong? Dengan satu kali klik, dan scroll-scroll layar handphone, orang lain bisa langsung tau siapa kamu, gimana kamu, bahkan lagi dimana kamu in the current time. Jadi, kalo menurut gue pribadi, yaa kalian bisa banget jadiin instagram atau sosial media yang kalian punya sebagai sarana to create your own personal branding. Tapi, personal branding nggak cukup dilakuin di dumay. Ya, di dunia nyata juga kalian harus tetap punya brand bagus, dong! Setuju?!

Nah, Personal Branding ini selanjutnya memang diharapkan agar seseorang mendapatkan citra diri yang positif dari orang lain kan pastinya? Tapi, tidak semua Personal Branding sifatnya positif, salah langkah, justru akan memunculkan citra negatif bagi merk yang kamu usung tadi, ketika dalam proses menciptakan merk tadi tidak sesuai dengan apa yang diharapkan masyarakat kepada kamu. Ujung-ujungnya, ya image kamu di mata orang lain pun jadi negatif toh?!

Harus dengan cara apa tuh kita bikin personal branding kita jadi positif?


Yang pertama, find your passion! Ngomongin passion tuh emang jadi bahasan yang seru. Sedikit flashback waktu ikut Camp ‘Marina Beauty Journey’ tahun lalu, yang jadi bahasan penting saat ikut camp  itu adalah, gimana caranya kita nih cewek-cewek muda masa kini, punya passion dan bisa action buat wujudinnya. Karena gue masih inget banget kata-katanya Kak Veve, “Passion without action is nothing”’. Yup, jadi coba cari minat lo dimana, kembangin, lakuin, jalanin, tell the world. Karena, apapun yang dilakukan karena passion  pasti seneng aja jalaninnya. Coba deh, fikir-fikir lagi… Kira-kira lo tuh seneng kalo lagi ngelakuin apa gitu? Suka nulis? Fotografi? Jadi objek fotografi? Jadi volunteer? Organisasi? Musik? Bisnis? Berkomunikasi dengan orang banyak? Mengajar? Haha. Ya, cari passion kalian dari sekarang, dan tekunin!



Yang kedua, be unique, be different! Masing-masing dari kita pasti punya kepribadian yang berbeda satu sama lain. Percayalah bahwa setiap orang itu unik. Bukan aneh ya. Nah, keunikan tadi bisa jadi salah satu modal yang paling kuat untuk membangun personal brand. Contohnya, salah satu wanita yang gue kagumin selera fashionnya, dari jaman instagram belom ada, dan dia masih nge blog, Diana Rikasari. Si fashion blogger yang nyentrik abis gaya nya. Dia berani ‘beda’. Dia unik. Dan dia sukses membangun personal brand sebagai one of the most fashionable woman!!! Dia berani jadi bedaaa. Saluuutttt!!!


Next, Siapa sih yang nggak tau Dian Pelangi? Trendsetter ‘hijab gaul’ pada masanya, designer baju muslim, dia berani beda ketika pada saat itu banyak orang yang masih berada dalam kegamangan bagaimana caranya berhijab tapi tetap modis. Mbak Dian Pelangi selanjutnya menggebrak tren dengan keunikannya. Dia termasuk golongan yang sangat berhasil dalam menciptakan Personal Brandingnya. Dan bahkan, karena dia berani menggebrak tadi, ya jadi dia banyak juga menciptakan cewek-cewek lain yang juga berani bikin merk sendiri yang sesuai dengan diri mereka. Jelas dong si mbak Dian ini inspiring banget?! Dan masih banyak lagi lah orang-orang yang berani beda yang kemudian dikenal memiliki personal branding yang baik.

Yang ketiga, be honest darling! Ngga perlu ada-adain yang gak ada. Karena kita nggak bisa make up-in kepribadian kita, lama-lama luntur dan keliatan aslinya. Jadi yaaaa apa adanya aja. Jujur, me agak sedih sama orang-orang yang berusaha menjadi orang lain untuk menciptakan merk nya sendiri. Percayalah, capeee gaesss terus-terusan coba jadi orang lain. Sorry to say, but no offense for sure. Jadi, ya kita pada dasarnya harus jujur dulu ya sama diri sendiri. “Hello, me. Aku sukanya begini. Aku sukanya begitu. Aku bisanya ini, gak bisa itu. Yaudah. Aku harus jadi aku. Aku bangga sama diri ku.”


Yang keempat, build the positive one and help each others! Ciptakan merk yang bikin kita dikenal sebagai orang yang ramah, terbuka, banyak teman, dan suka bantu orang lain. Karena, ketika lo bisa bantu orang lain, itu lo bakal dapet rasa bahagia yang sepadan, girls. Asli, ini pengalaman pribadi. Kayak yang ikut seneng aja gitu kalau ada yang bilang “makasih yaaa udah bantuin gueee”. Turut senang. Sesederhana itu ya, Kik.

Yang kelima, don’t wait! Lakukan sekarang deh buat kalian yang sekiranya belum menemukan merk yang kalian rasa sesuai dengan diri kalian. Makin cepat makin baik. Mantap. Yuk mulai sekarang, yang sekiranya baru paham tentang personal branding dan ngerasa kayaknya belum maksimal nih buat ciptain merk sendiri, atau mungkin udah punya personal branding sebelumnya, terus mau sedikit di benerin nih yang kemaren masih ada kurang-kurangnya (ya manusia mah kurang terus aja rasanya ya hehe), jangan tunggu lama. Segera ciptakan. Segera benahi. Selanjutnya biar orang yang menilai.



Yang keenam, promote yourself and share it! Udah bisa nemuin merk yang cocok untuk personality lo? Selanjutnya, lo harus bikin orang lain tau bahwa lo yang punya merk tersebut. Merk itu tadi bukan buat ditimbun gitu aja, bagi ke orang lain. Tell them, “it is me, that’s brand is mine”. Syukur-syukur kalau memang brand lo bagus, ya lo bisa ke tahap selanjutnya, yaitu menginspirasi orang lain. Oiya, salah satu tujuan lo promosiin diri lo dengan brand lo tadi adalah, agar brand ini nantinya jadi kuat, dalam arti lain jadi 'lo banget' gitu. Jadi, selain harus positif, personal branding kita juga harus kuat!

That’s all.

Eeeeee, tapi yang harus diingat dalam Personal Branding tadi adalah, you don’t have to try like someone else, you deserve get your own personality till them say “Hey.. yess, I know you, tho.”-Kika, 21 tahun. Please lah ini noted!

Jadi, karena judulnya mengandung kalimat tanya dan dapat di kategorikan sebagai rumusan masalah. Maka kita membutuhkan kesimpulan yang harus bisa menjawab pertanyaan tersebut. Haha. Personal Branding, perlu atau enggak nih sist? Menurut hasil temuan lapangan dan pengalaman hidup saya yang lumayan keras ini, personal branding itu perlu. Penting. Banget. Tentunya yang sifatnya positif ya. Ngga bisa dipungkiri bahwa personality kamu itu di atas segalanya. Dan personality yang baik tadi sudah seharusnya dijadikan brand sendiri. Menurut beberapa info yang gue dapet dari selentingan omongan orang, udah nggak heran jaman sekarang kalau mau cari kerja atau kayak ikut kuis gitu (yha kan anaknya anak kuis banget), pasti tolak ukurnya dilihat dari profil brand yang kamu usung secara langsung, dan juga di laman sosmed kamu. Karena dari situ udah bisa tergambar, gimana personality kamu. So, penting bangeeettt donggg kan personal branding buat kelangsungan hidup ini.


Nah, setelah pembahasan yang cukup serius tadi. Gue berharap tulisan kali ini setidaknya berfaedah yaaa buat siapa pun yang baca 💕 . Oiya, tulisan di atas tidak bermaksud menggurui atau gimana-gimana ya emang cuma mau nulis sedikit opini gue aja tentang ini. Karena emang udah lama sebenernya gue mau nulis tentang personal branding.

Satu lagi sebelum closing…

Kalo kalian masih bingung, gamang, gundah, atau mau kritik dan saran tentang tulisan gue kali ini, sok langsung kasih komentar aja di bawah, atau mungkin mau kontak lain? Monggo kita diskusi 
huehehe. Dan, gue mau nanya satu hal aja, menurut kalian tentang.... Bagaimana personal branding yang selama ini gue bangun??? 

Dah gitu aja, di jawab syukur ngga di waro aku ngga papa hahaha.


See yaa in da next tulisannnn. Terima kasih sudah bersedia baca sampe bawah.
Share:

Wednesday, May 24, 2017

Saya dukung kampanye #STOPCATCALLING!



Hallo… kali ini bahasannya agak serius dikit ngga papa yaa…
Ya, jadi udah tau belum catcalling itu apa? Bukan panggil panggil kucing yaa. Miawwww. Catcalling adalah :
1.      Melakukan hal-hal bertendensi seksual (biasanya dengan volume keras meski belum tentu secara eksplisit), termasuk bersiul, berseru, memberikan gestur, atau berkomentar, biasanya kepada perempuan (juga bisa laki-laki atau gender yang lain) yang lewat di jalan
2.      Menyuarakan bebunyian atau keributan kepada seseorang di depan publik yang membuat orang itu tidak nyaman (biasanya kepada pembicara, performer, atlet, dll.)

Dan catcalling ini termasuk ke dalam pelecehan seksual verbal loh. Kalo gue pribadi sebenernya udah tau sih bahwa siulan, atau godaan yang dilemparkan cowo-cowo iseng kepada cewe yang lagi jalan di depannya emang termasuk pelecehan seksual, karena pernah belajar pas semester dua. Kenapa pelecehan? Karena, ya secara langsung maupun tidak langsung, pastinya cewe-cewe korban catcalling ini merasa risih dan terganggu dong, iya gak?! That’s why, termasuk ke pelecehan seksual verbal. Nah tiati tuh cowo-cowo yang mulutnya suka iseng.

Then, #stopcatcalling akhir-akhir ini lagi hype banget loh di kampanyekan oleh para pembela kemerdekaan hak wanita masa kini. Cailah. Salah satu temen gue malah pernah bikin social experiment dengan cara dia jalan kaki di trotoar di salah satu sudut jalan Jakarta. Hasilnya? Sepanjang jalaannnn dia menerima catcalling dengan berbagai macam jenis. Kayak mulai dari siulan, sapaan bernada genit, sampai sapaan bernada islami (like, “assalamualaikum neng”), or you named it.

Nah ngomong-ngomong soal catcalling, jadi izinkan saya untuk menceritakan sedikit pengalaman pribadi yang baru aja kemarin hari lalu saya alami sendiri. Sebenernya sih, ini bener-bener memalukan. Tapi, untuk kelangsungan hidup kita bersama (?) so ngga ada salahnya juga gue share disini yaaa. Sebenernya, yang gue alami ini udah termasuk ke pengalaman yang sangat tidak mengenakkan.

Jadi, kalau yang liat instastory gue kemaren, gue sempet posting seruan “make our streets safer for woman”. Nah itu ada kesinambungannya nih sama postingan blog ini. Ceritanya, gue ada jadwal bimbingan jam 11 siang, dan gue berangkat naik bus. Sekitar jam 11 tepat, bus berenti pas di jalan utan kayu, then gue turun. Nah, biasanyaaa kalau naik bus sampe depan gerbang unj gue suka pake masker sama headset, eh tapi pas kemaren tuh engga. Karena gue se-bus sama temen smp, jadi gue mikirnya yaudah bisa jalan sama dia sambil ngobrol. Selama bertahun-tahun kuliah, gue lebih suka jalan kaki dari jalan utan kayu (tempat gue turun bus) sampe ke unj, karena di samping gue emang demen jalan kaki supaya itung-itung olahraga, trotoar sepanjang jalan itu udah bagus dan emang lumayan nyaman buat pejalan kaki. Dan banyak juga anak unj yang emang turun dari halte TJ Utan Kayu juga pada jalan kaki ke unj. Soalnya, ya emang deket cuma 5 menit jalan kaki.

Eh ternyata, temen gue yang tadi se-bus sama gue dijemput (kayaknya) sama cowoknya di tempat turun bus. Alhasil gue yang tadinya udah mikir bakal ngobrol dan jalan kaki bareng dia, eh gagal. Karena udah kepalang lampu ijo jadi gue ngga sempet pake masker sama headset tuh. Udah langsung nyebrang terus jalan menuju unj. Siang itu, tumben banget jalan raya nya lumayan lengang. Biasanya mah jalan itu padat mulu yhe kan. Terus yaudah karena udah biasa jalan sendiri (yhaa sedih) wk, jadi gue santai aja tuh jalan kaki di sisi kiri jalan. Di depan gue, ada juga mas-mas yang jalan kaki menuju arah unj. Terus gue sempet berpapasan sama beberapa cewek yang gue yakin itu anak unj, mereka menuju arah sebaliknya. Sehabis melewati sebrang gerbang golf, ada satu motor mio yang pengendaranya ngeliatin gue dari spion. Mas-mas gitu dengan perawakan badan yang ngga terlalu gede, pake helm, jaket, celana bahan, sepatu, sama tas ransel gunung gitu. Lah gue kira temen kelas gue, jadi gue sempet lirik lah dia lewat spion tadi, dia masih ngeliatin gue dan emang sengaja dia pelanin laju motornya. Ternyata, setelah di liat-liat lah bukan temen gue yaudah gue melengos tuh.

Masih jalan kaki, ngga jauh dari golf tadi kan kanan kiri jalan itu kayak yang tembok tinggi sama rumah-rumah gede pinggir jalan yang selalu keliatan kosong. Nah mas-mas motor mio tadi, dengan jarak sekitar 5 langkah di depan gue, tiba-tiba berhentiin motornya. Lah gue kira dia ngecek hape atau sebagainya dong jadi gue keep forward. Go ahead. Kemudiaaaaaaannn, ketika gue pas banget jalan di samping motornya, gue sempet ngelirik dia lagi kan, karena gue masih posthink gue kira mau nyari alamat, eh dia ngomong “Neng, check in yuk”. Gue kira gue salah denger. Pandangan gue lurus ke depan, sambil masih jalan kaki, dan juga sambil istigfar. Eh dia ngomong lagi kalimat yang sama, “Neng, check in yuk”. Gue keringet dingin. Tapi berusaha tenang. Tadinya mau teriak, but gue memikirkan segala macam kemungkinan terburuk kalau gue teriak. Akhirnya gue diemin dan gue tetep jalan. Eh motornya dia jalanin dan sejajar dengan laju jalan gue. Terus dia masih berusaha ngomong dan kali ini omongannya harus di sensor, “Neng n****** yuk!”. Astagfirullah. Astagfirullah. Bayangin, dia ngomong kayak gitu sampe dua atau tiga kali di samping gue. Gue istigfar. Aslinya gue lemes plus keringet dingin. Gue takut, sekaligus gue kesel. Dan gue tetep berusaha tenang. Kenapa ngga teriak? Karena kondisi jalan lengang banget. Mas-mas yang tadi jalan kaki depan gue udah jauh banget di depan. Jadi yang bisa gue lakuin, tetap berusaha tenang. Karena kalau itu orang emang kayak gitu gara-gara ‘penyakit’, dan kalau dia kayak gitu terus gue keliatan takut, dia malah seneng.
Sampai akhirnya, karena emang nggak gue gubris sama sekali. Dia langsung gas motornya dengan kecepatan penuh sambil masih ngeliatin gue lewat spion. Pas dia udah jauh, gue baru bisa ngerasain kaki gue gemeter banget. Sambil terus istigfar. Dan baru bisa caci maki dia dalem hati. sampai tulisan ini di buat pun, gue masih keringet dingin tiap inget kejadiannya.

Selama hampir 3 tahun kuliah bolak balik lewat jalan itu, baru kali ini gue mengalami kejadian yang sangat tidak mengenakan. Jahat. Gila. Celaka deh lo. Gue ngga ngerti lagi mau bilang apa. Mau caci maki, tapi semacem telat. Gue bener-bener langsung ngerasa butuh headset, biar omongan sampahnya tadi bisa langsung ilang dari ingatan gue. Amit-amit.

Setelah itu gue langsung ngaca, apa ada yang salah dari gue. I mean, gue udah berusaha nutup loh. Ada yang salah dari baju gue? Jilbab gue udah nutup kok. Gue sampe muter-muter di kaca kamar mandi pas udah sampe kampus. Gue liatin baju gue, aman. Bagian bawah baju gue pun nutup. Baju gue pun longgar. Saya sudah berusaha jaga. That’s all.



Nah jadi, sebenernya yang masih nggak gue ngerti adalah, orang-orang pelaku ini ternyata nggak mandang korbannya. Gue yang udah ketutup aja masih dilecehkan secara berani di pinggir jalan raya ya kan. Gue nge post cerita ini bener-bener cuma mau share aja ke kalian kalian terutama ciwi-ciwi, ya siapa tau ada yang punya pengalaman juga tentang catcalling atau perbuatan tidak mengenakkan yang menyerempet ke sexual harassment, yuk sharing. Dan gue juga mau minta pendapat, sebenernya apa sih yang harus kita lakukan ketika mengalami hal yang kayak gue alami?!

Dan sekarang gue bener-bener dukung banget kampanye #stopcatcalling! Dan, kayaknya harus ada iklan layanan masyarakat juga ya tentang catcalling, biar yang mulutnya suka iseng jadi tau kalau gara-gara keisengan mulut mereka, mereka bisa kena pidana kalau emang korbannya merasa bener-bener diperlakukan tidak enak.

Nah segitu aja dulu cerita pengalaman tidak menyenangkan gue. Yang mau cerita-cerita tentang pengalaman serupa atau kasih advice tentang cerita ini atau punya jawaban tentang “What should I do if I get catcalling?!” monggo di komen J

Thanks.

Share:

Friday, May 12, 2017

JALAN-JALAN KE PANORAMA PABANGBON


Halooooo. Pada kesempatan kali ini gue mau cerita sedikit tentang perjalanan gue ke tempat baru. Iya, jadi tanggal 11 Mei kemarin pas tanggal merah tuh, gue di ajak beberapa temen-temen Mojang Jajaka buat mengunjungi salah satu destinasi yang baru dan langsung hits di daerah ujung barat Kabupaten Bogor, yaitu Kecamatan Leuwiliang. Dari yang udah-udah, yang gue tau, Leuwiliang itu jauuuuuuuhhhh banget, dan bener aja. Haha.
Pas hari Selasa, gue di line Indah
“Kik, hari Kamis free?”
“Kosong ndahe, napatuu?”
“Ikut yuk ke pabangbon. Tapi berangkatnya pagi.”
“Mauuuuu. Ama siapa aja ndah?”
“5cm, sama elu, pevita.”
“Terus maneh raline?”
“Iya, gue Raline.”
Bodoamat. Akhirnya gue join. Jadi Pevita. Eh, engga deng.
Oh iya, sebelumnya gue kenalin dulu yaa temen jalan-jalan gue kali ini, 
Yang pertama ada Mojang cantik nan girly yang dulu hobinya nonton konser metal, Indah. Nah, Indah ini anaknya “ayo-ayo” aja, dan Indah punya prinsip : ‘selagi masih jomblo, puas-puasin maen ama temen.’ Sip ndah.  Selanjutnya yang paling depan itu ada Kang Abe, si Jajaka Pinilih ini hobinya juga emang jalan-jalan, nah Kang Abe ini kemana-mana selalu diikutin (?) sama Kang Ocim yang persis ada di belakang gue -si duda anak 4-, karena emang rumah mereka deketan jadi setiap ada acara Moka pun datengnya suka barengan. Terus, ada Kang Robi yng pake sweater coklat di belakang. Si akang yang satu ini, rumahnya sering dijadiin tempat ngumpul anak Moka, karena berada di tempat strategis (deket stadion pakansari), dan dirumahnya banyak makanan. Haha. Nah terakhir ada Vilma (belakang-tengah), si Vilma Jajaka plus ini adek tingkat gue di UNJ, rumah Vilma yang terletak di Ciampea menjadi meeting point kami. 
Sebelumnya, karena gue, Indah dan Kang Robi basis Cibinong jadi kami ketemu dulu di Cibinong dan lanjut jalan ke Ciampea. Indah dibonceng Kang Robi… Gue? Naik motor sorangan nepi ka Ciampea. Jauh banget men!! :””) Dari Cibinong sekitar jam 8.45 pagi, kami langsung bertolak ke arah bogor kota, dan belok ke arah jalan baru. Selanjutnya lurus sampe ke Yasmin, dan belok ke Bubulak, dari situ lurus terus sampe ke Ciampea. Sekitar jam 9.15 kita sampe di rumah Vilma, dari rumah Vilma, motor gue titip. Dan gue nebeng Vilma. Jadilah kami berenam dengan 3 motor langsung menuju Panorama Pabangbon. Karena emang dari awal niat jalan pagi untuk menghindari keramaian di Pabangbon yang sudah kami prediksi sebelumnya.
Kata Vilma, dari rumahnya ke Pabangbon bisa sekitar setengah jam. Jadi kita langsung cawwww dari Ciampea, melewati Cibungbulang, dan belok ke salah satu jalan yang makin kecil di daerah Leuwiliang. Di tengah jalan kami sempatkan dulu buat beli cemilan di salah satu minimarket yang kayaknya cuma satu-satunya di sepanjang jalan itu huehehe. Nggak dimana-mana orang-orang ini hobinya becanda, jadi kita pun menghabiskan waktu yang cukup lama di dalem minimarket karena belanja sambil becanda.
Cemilan udah siap, dan lanjut lagi perjalanan. Makin lama, hawa-hawa sejuk berasa banget. Suasana pedesaan nyambut kita, kanan kiri pohon, kebun, sawah, di selingi rumah-rumah warga. Rumah-rumah dengan bilik bambu, ibu-ibu dengan kain dan topi caping, sawah-sawah yang mulai kuning. Ah, seger pokoknya. Di tengah jalan, kita pun ketemu sama ibu-ibu yang lagi pada panen padi, lagi tampi padi. 
Dan Kang Ocim dari arah belakang nyamperin motor gue sama Vilma dan bilang, “ini kayak dimanaaaaa gitu ya kik, kayak bener-bener jauh dari kota”. Setuju kang! Jalan yang lurus, nanjak, sedikit belok menjadi alas kami. Anjay. Haha. Sepanjang jalan, kita juga liat beberapa motor yang kayaknya punya tujuan yang sama kayak kita. Maklum, lagi tanggal merah. Orang pada libur dan cari tempat liburan. 
Di tengah jalan, ada satu tanjakan yang emang lumayan terjal yang menyebabkan gue, Indah, dan Kang Abe sebagai orang yang dibonceng harus rela turun dari motor dan jalan kaki melalui tanjakan itu. Dikerjain motor :”) lumayan engap juga shay jalan kaki nanjak sambil masih pake helm. Haha. Jadi yang mau ke Pabangbon naik motor, jangan lupa perhatiin juga stamina (?) motornya soalnya jalannya lumayan banyaaakkk tanjakan. Oiya, sejauh mata memandang, ngga ada kendaraan umum di daerah sini dan yang mau ke Pabangbon sih gue saranin naik kendaraan pribadi, khususnya motor. Biar gampang selap-selip dan hemat waktu. Setelah melewati tanjakan tadi, kita naik ke motor lagi dan lanjutin perjalanan, kali ini pemandangannya adalah hutan pinus. Dan Vilma yang duduk depan gue bilang “Teh, kek twilight ya teh.” Hooh vil tapi ngga ada Jacob Black yang tiba-tiba cegat gue apa nih?!
Ngga lama kemudian, makin ke atas, terus Indah langsung bilang “Buseh udah keliatan tuh parkirannya rame bener”. Dan bener aja, rame. Heu. Jadi sebenernya kita tuh mau ke Pabangbon rencananya hari Jumat, tapi karena Kang Abe mau pergi di hari Jumat akhirnya pada nekat berangkat di tanggal merah. Pas kita dateng emang lumayan rame, pas kita mau pulang malah tambah rame haha.
Untuk parkir motor itu dikenakan biaya 5 ribu rupiah/motor, selesai parkir kita langsung menuju loket. Nah ini dia penampakan gerbang masuk Panorama Pabangbon 

Untuk tiket masuknya, dikenakan biaya Rp 10.000,-/orang nya. Ada beberapa spot foto yang disediain di Pabangbon, rata-rata berbentuk rumah pohon dan juga ada yang sewain hammock. Nah untuk masuk atau foto-foto di spot-spot tadi, ternyata kita masih dikenakan biaya 5 ribu/spotnya. Sebenernya sih optional ya kalian mau foto di spot mana pun tinggal pilih dan tinggal bayar (lagi), dan tinggal antri. Hehe. Jadi, tiket masuk yang tadi belum all in sama spot spot foto tadi. Sebenernya sih agak kaget juga ya, kami ber-enam sih mikirnya ‘kenapa ngga langsung aja gitu tiket masuknya seharga (misalnya) 25 atau 30ribu udah include semua fasilitas yang ada’. Kayaknya harus dikaji lagi ya ini sama yang punya kekuasaan, hehe.
Nah ini beberapa foto-foto kita di Pabangbon,
Nah si kupu-kupu ini jadi landmark Pabangbon, ngga nanya juga sih kenapa harus kupu-kupu, bukan unicorn atau apa kek gitu ya. Ahaha
Ini rumah pohon yang pertama, yang cukup bikin deg-degan karena semuanya dari kayu dan kalo liat kebawah bikin ngilu. Mayan tinggi. Tinggi banget deh. Tapi puas view dari sini ijoo bangeett.

Nah kalo ini sebenernya spot yang ditemuin sama kang ocim, batang pohon yang abis di tebang terus di kasih kayu lagi buat alas duduk dan backgroundnya bagus. Wkwk.
Jadi, semua yang berada di Pabangbon itu lumayan uji adrenalin (buat yang takut ketinggian), karena perlu effort buat naik-naik ke rumah pohon ini.

Kayak yang tadi gue udah bilang, gue sih menyarankan kalau kalian mau ke Pabangbon dalam waktu dekat ini, mending di hari biasa jangan pas weekend karena si Pabangbon ini kan lagi hype banget nih dan banyak banget yang kepo jadi bakal rame dan antri.
Oiya, suasana di Pabangbon asli sejuk banget. Pemandangannya juga bener-bener manjain mata. Juara banget Kabupaten Bogor!!! Dari Pabangbon kita bisa liat view yang serba hijau, di tambah langit yang biru. Pokoknya segerrrrrrrr. Dan, jangan lupa jaga kebersihan yaa, karena di Pabangbon udah di sediain tempat sampah yang terbuat dari bambu di sudut-sudut jalan setapaknya dan tempat sampahnya ngga susah ditemuin kok, jadi keterlaluan kalo masih buang sampah sembarangan atau abis makan sampahnya ditinggal gitu aja.
Setelah capek muter-muter dan foto-foto, akhirnya kami memutuskan untuk duduk dulu di salah satu saung yang disediain di Pabangbon. Saung ini gratis kok. Haha. Kita ngemil-ngemil lucu sambil ngobrol dan melepas lelah. 

Rencananya, ada satu spot lagi yang mau kita jadiin latar belakang foto setelah istirahat tadi, jadi spot ini bentuknya jembatan di sisi kanan dan kiri dan di tengah-tengahnya ada rumah pohon. Nah pas mau kesana, ternyata rameeeee syekali. Karena udah cape juga, akhirnya kita batalin foto disitu.
Nah ini spot yang gue maksud. (Sumber : instagram visitbogor)

Karena kita berenam belum punya foto bareng, sebelum pulang akhirnya kita minta tolong sama salah seorang pengunjung untuk fotoin kita di depan gerbang Pabangbon sebagai tanda bahwa, Panorama Pabangbon, completed!


See ya in the next travelling~~~



Share:

Saturday, April 15, 2017

Bukan Lagi Urusanmu...

Kau tahu bagian apa yang paling menyakitkan dari merindukanmu? 
Jangankan sampai, untuk menembus pintu yang ada di depanmu saja, rindu ini tak mampu.
Sungguh, tak apa.
Berlalu lah kau bersama kawanan ilalang di padang rumput yang dilalap teriknya matahari siang.
Menjadi abu.
Selebihnya?
Rasa rindu selanjutnya, itu urusanku.
Share:

Saturday, April 1, 2017

Sesederhana Hujan.

Kata hujan kepada jalan...
Sungguh tak apa bukan jika aku datang?
Agar kau dapat beristirahat barang sejenak.

Kata hujan kepada lampu jalan...
Lihat, kau dan aku dapat menciptakan hal indah jika bersama!
Beberapa orang menyukai titik yang ku jatuhkan di bawah sorotnya.

Kata hujan kepada dedaunan...
Bukan aku yang ingin menggugurkan kalian.
Tapi, sejak awal, kehidupan memang sudah ditakdirkan.

Kata hujan kepadaku...
Nikmatilah rasa ini, selagi aku bisa turun dan membuatmu tersenyum.
Karena sesederhana itu membahagiakanmu.


Aku,
di balik sebuah pintu  di kala hujan pertama di bulan April 2017.




Share:

Monday, March 13, 2017

Sajak di siang hari



Tak usah menyalahkan waktu jika memang ternyata semuanya semu.
Percayalah, pada akhirnya yang kamu butuhkan hanya seseorang yang setia menunggu di setiap akhir harimu.
Dimana segala keluh dan peluh tanpa ragu runtuh.
Tenang saja, tidak perlu terburu-buru.
Jikalau itu memang spesial, menunggu lama sekalipun takkan keliru.
Kata penulis favoritku, tidak perlu cemas apalagi takut. Apalagi dalam urusan perasaan.
Karena jikalau itu memang sejati, kita tidak akan cemas walau sesenti, sejauh apapun pergi, dia akan kembali.

di depan Danau Perputakaan UI,
13 Maret 2017.
Share:

Tuesday, February 28, 2017

Review Sheet Mask Korea : Nature Republic and Labiotte


Heihooo. Pada postingan kali ini, gue mau coba review dua produk sheet mask asal Korea yang udah pernah gue cobain. Actually, I’m not trying to be a beauty blogger. Sumpah ngga ada niat kesitu wk. Cuma mau share aja.

Jadi, gue emang termasuk ke orang yang suka banget pake masker muka, apalagi kalo naik motor, debu shaayyy. Loh?! Bukan, bukan. Bukan masker itu. Haha iya jadi maksudnya, suka banget pake masker muka karena emang sebenernya, menurut info yang pernah gue denger… Kita nih minimal harus maskeran lah sekali atau dua kali seminggu. Kalo gue sendiri si tergantung mood aja.
Eh tapi sebelumnya, kita cari tau jenis-jenis masker wajah dulu yaaa…

Yang pertama adalah, (1) Masker Bubuk, masker jenis ini terbuat dari bahan-bahan yang dihaluskan. Jadi kalau mau pake, ini bubuk masker harus di larutin dulu di air, yes? Nah kalo udah berbentuk cair sok aja langsung di oles ke muka, diemin kurang lebih 15 menit, terus bilas deh. Kalau gue pribadi, agak kurang suka nih jenis masker ini, waktu itu pernah beli di bazar kampus, iseng iseng coba salah satu merk masker bubuk homemade gitu yang aroma coklat sama kopi, tapi gatau kenapa berasa kayak ngga pake masker. Atau mungkn karena ke-encer-an ya?! Haha.

Selanjutnyaaaaa adalah (2) Masker Krim, masker jenis ini gampang banget di temuin minimarket.
Biasanya dikemas dalam bentuk tube atau yang di plastik kecil untuk 2x pake juga adaa. Cara pemakaiannya, kenakan masker pada wajah dan leher, tunggu hingga kering ±15 menit, lalu bersihkan dengan  menggunakan handuk yang lembap dan hangat. Inget ya, yang angeeeett! Jadi pas ngangkat masker, berasa segernya. Nah kalo gue lumayan suka sama masker krim. Karena kulit muka gue termasuk yang berminyak di T-zone jadi gue biasanya pake masker krim yang timun. Enaknya pake masker krim ini, kalau udah kering dan kenceng di muka, ini masker biasanya memberikan efek “pijat” ke muka. Ya karena muka lo ketarik si sebenernya haha.

Next, (3) Masker Gel, nah kalo yang satu ini sebenernya punya fungsi yang sama dengan krim pengelupas, karena itu jika menggunakan masker gel sebaiknya nggak bersamaan dengan scrubbing. Gue pernah coba masker gel dari salah satu produk kecantikan lokal, serunyaaaa si masker gel cukup praktis, karena setelah kering bisa langsung diangkat tanpa perlu dibilas. Dan, karena tadi fungsinya sama aja kayak krim pengelupas, jadi pas narik si masker ini ya maklum aja kalo agak sakit dikit T.T

And, at least (4) Masker Kertas/Kain, nah untuk masker yang ini makenya gampang juga, ngga perlu kuas atau tangan ngga bakal belepotan karena tinggal di tempel aja ke muka.
Masker kertas biasanya berbentuk lembaran menyerupai wajah dengan beberapa lubang di bagian mata, hidung dan mulut. Sedangkan masker kain berupa gulungan kecil yang harus diuraikan. Biasanya masker kertas ataupun kain dilengkapi dengan cairan pelembab sesuai dengan kebutuhan kulit.

Nah, yang mau gue review sekarang adalah masker jenis terakhir. Yup masker kertas dari Korea keluaran Labiotte dan Nature Republic. Jadi, gue dapet masker ini sebagai oleh-oleh dari my best chairmate ever for 3 years si Ekacrut yang emang abis ada jadwal terbang dan liburan singkat di Korea. Yang pertama gue dapet itu yang Nature Republic..

Nah bisa di liat kan dari kemasannya aja udah bikin gemayy, liat kemasannya aja udah kebayang segernya. Iya, masker dari Nature Republic ini mengandalkan buah-buahan kayak tomat, alpukat, terus juga bunga mawar, timun, madu, yang masing-masing punya khasiat sendiri ke muka. Kemasannya sendiri kayak dari kertas plastik gitu yang gampang di robek. Nah pas di robek, wangi masker ini langsung keluaarrr apalagi yang mawar, kalo kata orang sunda sih, wangi nya giung awkwkwk. Nah di dalem kemasannya, si masker ini terlipat rapihhhh dan di kelilingi (?) oleh cairan pelembap yang warna nya bening dan cair. Jadi, masker ini sendiri punya tekstur yang basah.

Dan bener aja dong, pas udah nempel di muka, ademmmm banget dan juga wanginya semriwing (?) di idung. Sebenernya, overall wanginya sih lebih bikin relax tapi, untuk beberapa jenis kayak yang mawar sama madu tuh wanginya agak berlebihan si kalo menurut gue. Tapi, hasil ke mukanya dahsyat! Bikin muka jadi fresh dan lembab banget kayak kulit bayi. Haha.

Oiya, sebelumnyaaa nih kalau mau pake masker jangan lupa muka di bersihin dulu yaa, minimal ya cuci muka pake face wash lah, kalo gue sih setelah cuci muka dan gue keringin pake handuk bersih, gue pake toner dulu, baru deh apply maskernya. Karena percuma girls, kalo lo pake masker tapi sebelumnya ngga bersihin muka. Yang ada, kotoran di muka malah jadi penghalang loh.

Nah, cukup 15-20 menit aja yaaa maskerannya, jangan lebih dari itu bahkan jangan di bawa tidur sampe pagi. Setelah 20 menit, untuk Nature Republic ini di bagian belakang kemasan udah di kasih tau kalau ngga perlu cuci muka untuk ngebilas masker, jadi setelah di copot, buang dulu maskernya ke tempat sampah, jangan di simpen karena ngga bisa pake metode ‘side A side B’ yhaaa, nah muka yang masih basah dan lembab karena masker tadi cukup di tepuk tepuk aja pake tangan biar essence nya lebih nyerap. Inget, tangannya harus bersih juga yaa! Jadi, jangan cuci muka kamu dulu. Biarin aja proses penyerapan si essence dari masker ini terus bekerja dengan bantuan tepukan halus di wajah tadi.

Di proses ini, keliatan banget muka jadi dewy ala ala Song Hye Kyo gituuuu, dewy loh yaa bukan hinyaiiii yahahaha. Iya muka masih keliatan lembab, dan emang berasa lembab halusss gitu.

Lanjutt, pass banget pas Nature Republic gue abis ternyata si Kacrut ada flight lagi ke Korea, dan sempet jalan-jalan lagi so langsung aja gue dm di instagram “mau masker yang kek kemaren lagi”, di bales dengan “sip nyonyah”. Pas doi udah balik dan kami berdua (ngga sengaja) meet up, pulang-pulang gue bawa masker lagi hurayyyy haha. Tapi, masker yang sekarang beda sama yang kemaren. Yang kali ini adalah, Labiotte.


Nah, beda dari yang sebelumnya… Sheet mask dari Labiotte ini mengunggulkan tumbuh-tumbuhan dalam formula essence mereka. Actually, gue juga baru pernah liat nih gambar dari tumbuh-tumbuhan yang ada di kemasan Labiotte ini. Ada Begonia, Lemonblam, Artichoke, sama Pink Peony. Nah loh apaan aja tuh kan?! Haha

Untuk kemasan, ini hampir sama dengan yang Nature Repulic, bungkusnya gampang di sobek dan begitu di sobek wangi dari masker ini langsung keluar. Nah, wanginya ngga terlalu nyengat kayak Nature Republic, wangi dari masker Labiotte ini lebih kalem dan tetep bikin relax kok. Untuk essence nya, kalo tadi Nature Republic itu punya essence yang warnanya bening, nah si Labiotte ini essence yang menyelimuti sheet masknya itu warna nya putih susu, kalo menurut gue sih kayak bentuk milk cleanser gitu tapi lebih cair.

Ini look kemasan belakangnya Labiotte, ternyata dari Tony Moly Group euy. Di kemasan belakang pun di kasi tau kok cara pemakaiannya yang emang sama dengan maske sebelumnya. jadi, di pake selama kurang lebih 20 menit, selanjutnya di lepas dan cukup di tepuk-tepuk halus aja tuh muka kamu untuk bantu proses penyerapan essence  ke muka, jadi jangan cuci muka dulu. dan hasilnyaaaa, warbyasah muka lebih halus, lembab, pokoknya segerrrrr.

Oiya, tempo hari iseng iseng nyari yg jual kedua masker ini, ternyata ada kok yang jual di situs situs jual beli online.

Huehehe, dah gitu aja review-annya. Semoga bermanfaat :)
Smooch.

Share:

Thursday, February 23, 2017

MARINA BEAUTY JOURNEY D-3 (LAST DAY)


MARINA BEAUTY JOURNEY D-3 (LAST DAY)
Oke masih lanjutin cerita bareng Sahabat Marina yaaa. Ini part terakhir kok.
Iya, jadi setelah malemnya abis hacep-hacepan bareng DJ Marcell, sampe kamar kami langsung tepar dan mimpi indah hahay. Dan paginya, sudah ada agenda yang menunggu kami tentunya. Oiya, pas sarapan kita masih bareng Kak Marcell loh. Tiba-tiba dia masuk ke ruangan sarapan dengan kaos oblong hitam yang fit body, dan pagi-pagi udah pamer otot senyum aja sambil bilang “Pagi sahabat marina, selamat sarapan ya!”. Tiba-tiba berasa langsung kenyang. Eh engga deng, boong.
Setelah selesai sarapan, Kak Marcell pun langsung bertolak ke bandara karena doi flight balik ke jkt jadwalnya pagi. Huhu. Thanks for being awesome and nice, broh! Then, sahabat marina packing karena abis ini bakal langsung check out. Setelah memastikan bahwa tidak ada satu pun barang masing-masing yang belum masuk koper, akhirnya kita berpisah dengan kamar tidur yang sangat nyaman itu. Koper pun langsung di urus sama pihak EO untuk diberangkatkan lebih awal ke Ngurah Rai.
Kopernya dah berangkat, tapi orangnya masih ada agenda di hotel. Jadi, pagi itu agenda nya adalah take video (lagi) yang konsepnya stop motion sambil bawa tulisan “SAATNYA BERSINAR”, tagline acara Marina Beauty Journey. Oiya dresscode kami hari ini lucu, seragam semua. Jadi, sahabat marina di hari terakhir camp ini pake crop tee warna putih dengan tulisan ‘Marina #SaatnyaBersinar’ dan dengan bawahan denim (masing-masing).

Oke abaikan cewe di belakang, haha engga deh jangan. Dia terlalu manis untuk diabaikan awkwkw semoga orangnya gak baca deh. Nah iya, sekalian kenalin deh, itu namanya Helga. jadi dari hari pertama gatau kenapa kayak ‘klik’ aja tuh. Sebenernya si, Helga yang nempel-nempelin gue ahaha, ngga deng. Jadi si Helga ini adalah sahabat marina dari Jakarta, anak pamulang doi. Pertama ketemu di bandara, gue liat dia yang kalem gitu, pake baju pink, celana pink, girly abis. Eh, ternyata rang gilak juga aslinya. Oiya, gitu-gitu dia anak hijab hunt 2015 ternyata awkwkwk. Si Helga ini, musuh gue dalam hal : rebutan Kak Marcell. Bhak. Dia lebih ngebet deket-deket ma Marcell daripada gue. Hhhh. Sejak saat itu, gue sama Helga saling manggil “dasar penjilat” or “sahabat penjilat” satu sama lain. Tapi tetep aja nempel berdua kemana-mana.

                Iya jadi sebelum check out, kami dipersilahkan buat foto-foto di dalam kawasan hotel. So, gue dan Helga bergerilya untuk cari spot bagus dan ganti-gantian foto.
Yaaa, akhirnya waktu check out tibaaa. Dan kami harus rela meninggalkan Rimba Ayana Resort, huhu. Then, destinasi hari ini adalah berkunjung ke Niluh Djelantik Shoes dan dapet materi “Creativepreneurship” langsung sama Mbok Niluh Djelantik. She is the inspiring woman! Kalian tau siapa Niluh Djelantik? Jadi, Mbok Niluh adalah salah satu pengusaha sepatu yang karyanya sudah di akui oleh brand fashion dunia! Dan beliau bersikukuh untuk tetap pake brand dengan nama yang “Indonesia banget”. Dari beliau, kami belajar tentang bagaimana jadi wanita yang punya mimpi dan mau mewujudkannya, bagaimana jadi orang jujur, bagaimana jadi wanita yang punya passion, jadi wanita sukses tapi tetap sederhana, ah pokoknya sesi sharing sama Mbok lumayan bikin gue nyesssss dan terinspirasi.

Dan, setelah sesi curhat berakhir, kita langsung mulai sesi DIY, yang mau kita bikin kali ini adalah keychain bertuliskan “Niluh Djelantik for Marina”. Sebenernya, bahannya udh di siapin sama Mbok dan teman-temannya, tugas kami adalah menganyam tali untuk merekatkan si keychain tersebut.
Dan, taraaaaaa……

Ngga Cuma keychain, kami juga dapet souvenir yang bagussss banget dari Mbok Niluh!! Kami masing-masing dapet pouch cantik dari Niluh Djelantik!!

Ngga ada ampun!!! Thanks Niluh Djelantik! Thanks Marina!! Hihi.

                Dari galeri Niluh Djelantik, kami langsung menuju ke Warung Mina untuk makan siang sekaligus perpisahan huhu. Iya, kami bakal menyudahi Marina Beauty Journey di tanggal 10 Desember. Setelah makan siang, hawa-hawa berpisah makin berasaaaaaaaa. Apalagi pas kakak-kakak panitia langsung umumin kalo kami ber-19 bakal pisah di resto ini karena masing-masing daerah punya jadwal flight yang beda. Yang pertama nangis adalah Ci Rini, *masih kebayang muka cici pas nangis* T_T. Gue samperin cici dan bilang “cici ih kenapa nangis duluan?” and she said “ah ngga tau nih ka, rasanya ngga mau pisah aja sama kalian”. And who knows, itu bener-bener perpisahan terakhir kita ya Ci, Tuhan lebih sayang kamu yang cantik. Ku titip rindu dari sini J
                Kami semua ganti-gantian pelukan, ngucapin “sampai jumpa lagi”, nangis sedih karena ternyata 3 hari bareng-bareng bikin kami jadi kenal satu sama lain, jadi kenal deket, eh cepet banget udah harus pisah. Memang, waktu selalu cemburu dengan pertemuan oleh karena itu, ada perpisahan. Huhu. And now, I miss you all!
Rombongan Jakarta harus segera bergegas karena udah mepet sama waktu flight, dan rombongan Bandung, Jogja, di ajak jalan-jalan ke toko oleh-oleh, dan kedua gadis Baliku langsung pulang ke rumah masing-masing. Kami pisah. Huhu. Eh salah, see you later yaaa Sahabat Marina!
                Nah, karena udah mepet sama waktu pulang, dan juga kemacetan di jalan menuju bandara tak bisa terelakkan, akhirnya kami ngga sempet mampir ke toko oleh-oleh, huhu that’s why gue pulang ngga bawa apa-apa wk. Sampe bandara, kami langsung dorong koper masing-masing yang udah duluan sampe, dan langsung menuju tempat check-in. Proses check-in juga memakan waktu yang lamaaa, setelah itu karena muka kami yang sedih karena belom nenteng oleh-oleh, akhirnya kakak panitia izinin kami mampir ke toko oleh-oleh yang ada di bandara aja.
                Eh, baru dapet 2 kotak pie susu buat orang rumah, kakak panitia udah teriak karena ternyata udah LAST CALL!!! Alhasillllll, kami semua lari-larian di bandara menuju gate karena emang bener-bener udah last call. Awkwkwkw. Berasa jadi emaknya Kevin di film 'Home Alone'. Okeeee, Bye Bali~
                Sampai di Soetta, kami perpisahan lagi karena ada Cherly yang dari Medan, dan Vania juga Zulfa yang dari Banjarmasin yang besokannya harus balik ke kota masing-masing. Dan peluk-pelukan terjadi lagi, setelah itu kami pulang kerumah masing-masing.
                Huaaaa senenggg banget bisa jadi bagian dari Sahabat Marina. Thanks a lot pokoknya buat Marina yang udah ngadain acara se-keren Marina Beauty Journey! Bukan cuma dapet temen dan liburan gratis,tapi juga dapet banyak ilmu, and pengalaman berharga yang ngga akan gue lupain.
Marina Beauty Journey?
Saatnya Bersinar!!!
Oia, by the wayyyyy…. Video Marina Beauty Journey yang dari kemaren gue omongin di part sebelumnya udah jadi!! Please check link https://youtu.be/aroqBMFRxaU dan tonton versi video HD nya dari Sahabat Marina! Hihi.
end.

Share:

Thursday, February 16, 2017

MARINA BEAUTY JOURNEY 2016 (DAY-2)


Heihoooo… kika balik lagi, kika nulis lagi~
Setelah hiatus satu bulan akibat sibuk yang di ada-adain, mau lanjutin cerita tentang liburan gue nih, ini part-part yang menegangkan sekaligus ditunggu-tunggu actually, haha. Iyaaa, jadi rencananya hari ke dua Marina Beauty Journey ini adalah kami akan di pertemukan dengan….. jeng jeng jeng…. Marcell Chandrawinata dan Jovial Da Lopez!!!
Jadi begini ceritanya… dari malem, kakak-kakak panitia udah nyuruh kami packing barang bawaan karena jadwal hari itu adalah doing some watersport at Nusa Lembongan. So, gue sama Ine (room mate) sama-sama checklist dan packing barang bawaan masing-masing yang sudah ditentukan sama panitia. Setelah itu kami tidur karena besoknya harus bangun pagi-pagi.
Jam 5 waktu setempat, alarm hape gue bunyi, so gue bangun dan langsung mandi karena kita harus udah kumpul di lobi hotel jam 8 pagi. Dresscode hari kedua ini adalah : pastel look. Gue beres mandi, gantian sama Ine. Pas banget sebelum Ine masuk kamar mandi, telpon kamar kami berbunyi, gue angkat, Ine nyimak dari depan pintu kamar mandi.
“Hallo selamat pagi, ini Morning Call Hotel.
“Oh iya pagi mas.”
“Mau mengingatkan ya untuk peserta Marina Beauty Journey, pihak EO bilang jangan telat untuk kumpul di lobi jam 8 pagi.”
“Oh iya mas terimakasih, kami sudah bangun kok”
“Iya sama-sama mba, apa perlu saya Morning Call lagi setengah jam ke depan?”
“Oh ngga usah mas, terimakasih”
*telpon gue tutup*
Tiba-tiba, si Ine yang masih mematung di depan pintu kamar mandi dan nyimak percakapan gue di telpon, dengan polosnya bilang “Telpon dari siapa ka? Dari Marcell ya?”, GUE NGAKAAAKK. YHAAA BODOAMAT NEEEE~ ternyata Ine kebelet ketemu Marcell dari subuh buta.
Sekitar setengah jam kemudian gue sama Ine udah rapih, sambil nunggu temen-temen lain buat sarapan alhasil kami berdua memanfaatkan waktu untuk berfoto-foto ria di balkon kamar yang view nya taman, sama foto-foto di kolam lobi Rimba Ayana yang hits itu.
Oiya, hari itu gue sengaja pake turban langsung dari @layaqfi karena hari itu agenda nya bakal watersport. sebenernya agak aneh rasanya pake turban karena muka gue bulet abis, tapi di (sok) pede-pedein ae lah ye.
Skip sampe sarapan. Akhirnya sekitar jam 8 kurang kami semua ready di lobby hotel. Elf yang setia nganter kami kemana-mana pun dah stay di depan lobby, barang bawaan udah masing-masing bawa. Dan berangkat lah kita ke pelabuhan.
Di elf, gue duduk samping Vania, salah satu peserta dari Banjarmasin. Si Vania nanya ke gue, “ka, lu penasaran ngga sama Marcell?”, gue jawab “penasaran banget. Asli. Ga sabar gue. Gue suka dari dulu, van”, Vania nyaut lagi “haha masa sih? Kok gue biasa aja ya? Karena emang gue ga suka kali ya?”. Then, percakapan kami terhenti sampe situ karena ternyata elf kami sampe.
Sampe pelabuhan. Turun dari elf, terus kita di bagiin tiket untuk naik : BALI HAI CRUISE!!!! (lagi-lagi) mevvvvvvvvvvahhhh ini gengs!!

Ngga di sangka-sangka, pas baru masuk cruise, sudah duduk lah sesosok makhluk tampan (yang pertama) yang bernama Jovial Da Lopez di salah satu bangku cruise dan menyambut kami dengan senyuman. Haduuuu ka Jovi masih pagi~~ karena gue ngga terlalu excited sama Ka Jovi jadi pas doi senyum ya gue senyum, dah gitu doang ngga pake teriak. Haha.
Then, ngga nyampe 5 menit setelah “kejutan” dari Ka Jovi, kita yang emang lagi ngobrol-ngobrol sambil nunggu kapalnya berangkat tiba-tiba di kagetkan dengan sesosok makhluk-maha-tampan (the one and only) Marcell Chandrawinata yang tiba-tiba nongol dari jendela sambil cruise (yang keliatan kalo dari dalem) dengan gaya nya yang slengean pake kemeja denim yang kancingnya di buka, dan white t-shirt sebagai daleman, dan lengkap dengan topi nahkoda berlambangkan jangkar.
So.. apa yang kami lakukan? Teriak sambil memuji-muji nama Allah atas ketampanan yang diberikan ke kak Marcell. HUAAAAAAAAAA. Si Kak Marcell masuk lewat pintu depan dan dia berada di radius yang sangat dekaaatttt!! Dia sapa kita semua dengan kalimat “Hai saya Kapten Marcell, saya akan memimpin perjalanan kalian hari ini. Selamat bersenang-senang” lengkap dengan senyumnya yang semlehoy (apaan ni semlehoy?!). Otomatis, cewek-cewek ini kegirangan bukan main. Si Vania, yang tadinya bilang “gue biasa aja sama Marcell”, eh dia yang teriaknya paling kenceng, huahahahaha.
Oiya, btw ini dia penampakan kak Marcell pada saat itu..

Dia salamin kita satu persatu dengan cara dia yang nyamperin kita ke bangku kita masing-masing, dia sebut namanya yang kita juga udah tau kalo lo Marcell kak, secaraaa -___- haha. Terus abis salaman ke semua sahabat Marina, lo tau dia ngapain? Dia berdiri di belakang kursi gue, persis. Gue deg-degan, gue kesenengan, gue keluarin hape then bilang “kak selfie!!!” huahahahaha.
Ya jadi emang sebenernya kami pun udah tau kalau hari ini kami bakal ketemu sama Marcell, tapi dikira tuh si kak Marcell udah nyampe duluan di pulau, ehhh ternyata dari pagi dia berangkat ke Lembongan bareng kita. Wohooooo. Selama kurang lebih 1,5 jam perjalanan di cruise, si Kak Marcell dan kak Jovi ngebaur bareng kita, duduk bareng, chit chat bareng, dan bangku gue kebagian sama kak Marcell. Tjakep. Pas bener. Semesta mendukung. Haha. Ternyata, kak Marcell ini orangnya heboh parahhh, bawel,  petakilan, jail, kocak, charming, konyol, iseng, doyan ngobrol dah pokoknya. Dia ceritain kakanya, kembarannya, anjingnya, pacarnya, dah kayak ngobrol ke temen aje tuh doi. Padahal kenal baru 10 menit. Gue pun yang tadinya canggung, jadi lepas ae ngomong ‘gue-elo’ ke nih doi.
Selain ngobrol-ngobrol sama kedua makhluk tamfan tadi, sepanjang perjalanan di cruise kita manfaatkan juga untuk foto-foto pastinya. Ada satu cerita yang sampe sekarang gue masih bingungin, jadi begini, gue-kak vinda-helga (tiga dari 19 sahabat marina yang pake jilbab) abis take video untuk keperluan dokumentasi Marina, then setelah selesai take, kita bertiga di ‘antri’-in orang orang bule yang pada pengen minta foto ma kita bertiga. Ngga ngerti apa karena mereka hanya ingin iseng foto, atau sengaja mau foto karena kami wanita berhijab dan di negara nya jarang liat yang begitu, atau mungkin mereka ngira kita bertiga artis Indonesia karena posisinya pas banget abis take video dengan perlengkapan shooting yang memadai?! Haha.
Oke kita lanjutin cerita ketika kami sudah sampai di Lembongan Island, disini ternyata agenda kami adalah workshop digital youth sama Jovial Da Lopez. Ka Jovi pada saat itu berbagi tips and trick buat gimana sih lo harus memanfaatkan sosial media lo, gimana si lo bikin ide buat bikin sesuatu yang menghasilkan uang lewat media sosial, ya semacam itulah. Selesai workshop, kita makan siang bareng, mengisi perut untuk persiapan kegiatan selanjutnya, kegiatan yang amat sangat gue tunggu.
Selesai makan, kita beranjak lagi dari pulau ke tempat watersport! Yeay, we are going to do some fun watersport with Marcell Chandrawinata! Wohooooo!! Langsung ganti baju renang, pake sunblock, dan juga pake pelampung, and ready! Gue excited banget si sama yang namanya watersport palagi bareng doi. Wakakak. Walaupun ya ka Marcell harus berbagi hati sama sahabat Marina lainnya tapi gapapa, dia milik kami saat itu. Wk.
Permainan pertama yang kita coba adalah, water sliding. Jadi kita bakal naik perosotan setinggi kurang lebih 8 meter dan mendarat di laut. Ngga semua sahabat marina nyobain ini karena alasan : takut mental dari perosotan. Haha. Tapi, gue nyobain. Dan. Seru! Nagih! Walaupun pas nyemplung dengan posisi ga siap, gue nelen seteguk air laut yang sangat amat asin. (oiya, ngga ada dokumentasi pribadi pas watersport, karena kesalah teknis, action cam gue ngga berfungsi, dan juga ribet bawa-bawa gadget so gue focus main dan ngga megang gadget). Ngga puas cuma satu permainan, permainan selanjutnya adalah banana boat, dan gue duduk persis di belakang kak Marcell, pengen khilaf tapi ngga enak. Bahahaha. Cnd. Selama naik banana boat, si Kak Marcell masih aje petakilan dan ngotot minta boat nya di tebalikin (?). So, boat kita pada saat itu dah miring-miring gara-gara kelakuan doi. Tapi, ujungnya ngga jatoh juga siy.
Selesai dari banana boat, kami langsung menuju tempat snorkeling. Di Nusa Lembongan, ikannya ngga terlalu banyak huhu sayang sekali, dan dasarnya pun dalem, kira-kira 10 meter so gabisa liat terumbu karang dari deket, Cuma puas berenang dan snorkeling liat dari atas aja sambil ngasi makan ikan-ikan yang lewat. Lagi seru-seru liat ikan, tiba-tiba pandangan gue dikejutkan dengan sesosok makhluk dengan celana pendek dan kaos oblong putih yang melakukan diving tanpa peralatan apapun ke dasar laut. Kak Marcell lah orangnya.
Selesai melakukan semua watersport yang tersedia disana, kita langsung disuruh bilas dan ganti baju untuk selanjutnya kembali ke daratan. Perjalanan dari Lembongan ke harbour makan waktu 1,5 jam lagi. Di cruise gue berasa mual dan mabok laut karena emang ombaknya lagi kenceng. Gue cuma bilang ke Bethari (sahabat marina dari Bandung) kalo gue “haduh mual nih, pusing”. Eh nyang nyaut bukan Bethari tapi Marcell lagi yang emang posisinya di depan gue, dia bilang “jangan mabok lu, nih makan permen ama ngobrol aja sini biar lupa ama pusingnya”. So, permen fi*herman dari Marcell dan obrolan yang ngalor ngidul sama dia berhasil bikin gue lupa ama mual. Bahahahah.

Nah iya nih foto saat dia persis duduk depan gue dan ngajak ngobrol ngalor ngidul biar ngga mual. Aheey. Masyaallah, ciptaan-Mu. Oke skip muji Marcellnya, ntar ada yang ngambek haha.
Dan, tujuan kami selanjutnya adalah Ma Joly Restaurant!! Agenda kali ini adalah : Dinner bareng Marcell Chandrawinata!! Dan dresscode kali ini adalah, bohemian chic dominant white. 
Sampe di Ma Joly, kita disediain ruangan khusus untuk mandi, ganti baju sesuai dresscode dan dandan buat dinner. Yang seru adalah, itu ruangan kecil dan kami rame-rame ala cewek. Ada yang ngeringin rambut pake hair dryer, ada yang nyatok, ada yang mandi bertiga, rebutan kaca, rebutan tempat duduk buat dandan, pinjem-pinjeman aksesoris. Bahaha kangeen!!!
Sekitar jam setengah 7, kita semua udah siap udah pada cantik ala ala bohemian. Dan ready buat : seaside dinner!! Kacoooo lagi-lagi atmosfernya romantis banget. Di pinggir pantai, banyak aksesoris bohemian, kayak gini nih.

ROMANTIS PARAH!!! ASIK PARAH!!! NIAT PARAH!! KEREN PARAH!!!
Yak, halaman belakang Ma Joly Resto di sulap jadi seperti ini, di ujung sana lengkap sama panggung kecil dan live music.
Agenda malem itu adalah : malam keakraban sekaligus perpisahan huhu. Jadi kita bebas foto-foto, nyanyi-nyanyi, nari-nari, ngobrol, main games, seru-seruan, Kak Veve nyanyi, Kak Marcell nge-DJ ampe hacep dan menggoda iman. Ah pokoknya malam itu panjang dan berkesan dan susah di ceritain disini karena terlalu banyak detailnya huaaaah.

Marina Beauty Journey day 2, berakhir...
Bersambung yaa.
Share: