Wednesday, July 18, 2018

Fatikhah Melawan ‘adat’ (based on true story)




“Perempuan, tak usahlah sekolah tinggi-tinggi, toh nantinya kau akan berakhir di dapur, mengurus anak, diam di rumah dengan sehelai daster yang bisa membuat kau dengan lincah kesana kemari untuk berbenah setiap sisi ruangan”

Anggapan semacam itu, memang masih berlaku bagi masyarakat-masyarakat Indonesia, khususnya di desa. Rata-rata dari mereka menganggap bahwa pendidikan adalah hal nomor sekian dalam hidup, apalagi untuk anak perempuan. Nantinya, anak perempuan akan hidup di balik punggung suaminya, jadi, tidak ada salahnya jika anak perempuan tidak merasakan bangku pendidikan tinggi.


Hasil gambar untuk perempuan dan pendidikan

Hal ini pula yang dialami Fatikhah, gadis kelahiran 1995 ini merupakan anak sulung dari tiga bersaudara. Berasal dari sebuah desa di daerah Jawa Tengah, lahir dari seorang ayah yang bekerja sebagai buruh tani dan ibu yang hanya sebatas ibu rumah tangga.

Dengan tekad yang kuat untuk mencari kehidupan yang layak, Fatikhah memberanikan diri merantau ke Jakarta. Niatnya memang untuk bekerja, selain itu ada keinginan besar pula untuk merasakan kembali bangku pendidikan. Dalam sejarahnya, keluarga Fatikhah memang belum ada yang mengenyam pendidikan tinggi.

Di usianya yang sudah menginjak umur 20 tahun-an, Fatikhah terakhir kali merasakan  bersekolah saat dirinya di jenjang SMP. Beruntung pada saat itu, orang tuanya mengizinkan bersekolah sampai SMP. Setelah lulus SMP? Tak usah, katanya. Tak usah lanjut ke SMA. Selain karena anggapan bahwa anak perempuan tidak perlu bersekolah tinggi-tinggi, di sisi lain juga terbentur karena masalah biaya. Hal ini, akhirnya membuat Fathikah mengalah.
Tapi, kehidupan yang Fatikhah inginkan adalah kehidupan baru yang lepas dari anggapan masyarakat bahkan orang tuanya sendiri. Fatikhah ingin memperbaiki hidupnya.

Menjadi baby sitter, adalah hal yang dilakukan Fatikhah di Jakarta. Ia bekerja pada keluarga yang baik dan memiliki pemikiran yang sangat terbuka. Setelah sekian lama bekerja, timbul lagi keinginan kuat untuk melanjutkan sekolah. Fatikhah menemukan PKBM Yayasan Pendidikan Anak Bangsa, yang bisa membuat ia melanjutkan pendidikan bahkan mendapatkan ijazah setara SMA atau melalui Paket C. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) adalah suatu wadah berbagai kegiatan pembelajaran masyarakat diarahkan pada pemberdayaan potensi untuk menggerakkan pembangunan di bidang sosial, ekonomi, dan budaya. Tujuan PKBM, memperluas kesempatan warga masyarakat, khususnya yang tidak mampu untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap mental yang diperlukan untuk mengembangkan diri dan bekerja mencari nafkah. 

Pada saat memutuskan untuk kembali bersekolah di PKBM YPAB, Fatikhah pun merahasiakan hal ini kepada kedua orang tuanya disana. Takut, katanya. Takut tidak diizinkan. Beruntung, majikannya mendukung penuh keputusan Fatikhah untuk kembali bersekolah.

Sistem belajar PKBM YPAB yang mengizinkan siswa-siswinya belajar secara mandiri, dan mewajibkan setiap hari Sabtu belajar di sekolah pun tidak mengganggu pekerjaan Fatikhah sebagai baby sitter. Fatikhah belajar dari buku-buku, dan juga internet. Mengisi waktu senggangnya dengan belajar sendiri. Dan bertekad untuk mendapatkan ijazah penyetaraan.

Di masa penghujung masa sekolahnya, PKBM YPAB tempat Fatikhah bersekolah, bekerja sama dengan Ruangguru dalam rangka membantu memajukan pendidikan Indonesia melalui teknologi dengan memberikan bantuan berupa OTG, paket belajar, dan keanggotaan ruanggurudigitalbootcamp yang dapat dimanfaatkan oleh seluruh siswa. Seluruh siswa PKBM YPAB dapat dengan bebas mengakses video belajar di aplikasi ruangguru melalui OTG, dan juga mampu berinteraksi dengan tutor via chat di ruanggurudigitalbootcamp.

Hasil gambar untuk otg ruangguru

Semenjak saat itu, Fatikhah semakin merasa terbantu. Buku-buku yang tadinya harus ia bawa sambil menunggu anak-anak pulang sekolah, kini sudah bisa diganti dengan handphone saja. Fatikhah paling suka belajar melalu video belajar karena menurutnya, videonya menarik, penjelasannya baik, singkat, dan jelas sehingga ia dapat memahami materi pelajaran dengan mudah. Selama persiapan menghadapi ujian pun, Fatikhah menggunakan metode belajar versinya sendiri dan tentu dengan bantuan dari perangkat Ruangguru.

Hasil gambar untuk video belajar ruangguru
Selama bersekolah di PKBM YPAB hingga hari H menjelang ujian, Fatikhah memang belum jujur dengan orang tuanya tentang dirinya yang sedang bergelut menjadi pejuang ujain kesetaraan Paket C. Menjelang UNBK, Fatikhah baru memberanikan diri untuk jujur dengan orang tuanya bahwa selama ini ia bekerja sambil bersekolah dan akan menghadapi ujian. Untuk itu, ia memohon maaf dan meminta restu dari kedua orang tuanya agar diberikan kemudahan dalam menjalankan ujian kesetaraan tersebut.

Setelah berhasil lulus dalam ujian paket C, satu lagi impian Fatikhah adalah melanjutkan pendidikan di jenjang yang lebih tinggi lagi yakni bangku kuliah. Kali ini, tekadnya adalah lulus Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri. Dalam persiapan menghadapi SBMPTN, Fatikhah pun masih menggunakan Ruangguru untuk akses belajar materi-materi SBMPTN.

“Selamat Anda dinyatakan lulus seleksi SBMPTN 2018”
Pendidikan Luar Biasa Universitas Negeri Jakarta

Siapa sangka, impian Fatikhah untuk merasakan bangku kuliah terkabul. Dengan usaha dan doanya, ia berhasil lolos tes SBMPTN.

Ruangguru
Belajar jadi mudah!
Hasil gambar untuk ruangguru




Share: